PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR IPA
MATERI PENGGOLONGAN
HEWAN MELALUI METODE DISKUSI
PADA SISWA KELAS
IV SD NEGERI CISALAK 03
KECAMATAN
CIMANGGU KABUPATEN CILACAP
![]() |
OLEH
:
RASIKEM
No. Peserta. 12030102711327
SD NEGERI
CISALAK 03
UPT DISAN
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KECAMATAN
CIMANGGU KAB. CILACAP
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal
Penelitian Tindakan Kelas
MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR IPA
MATERI PENGGOLONGAN
HEWAN MELALUI METODE DISKUSI
PADA SISWA KELAS
IV SD NEGERI CISALAK 03
KECAMATAN
CIMANGGU KABUPATEN CILACAP
RASIKEM
No. Peserta. 12030102711327
Diperiksa
dan disetujui Oleh :
Kepala Sekolah
WIDODO PUJIYONO,M.Pd
NIP. 19640215 198702 1 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuahn Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyusun Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini. Proposal ini disusun dan diajukan sebagai salah satu upaya
untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas khususnya
mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disusun berdasarkan kasus dalam
pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Cisalak 03 UPT Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olah Raga Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap, dengan harapan mampu
mengatasi kasus yang dihadapi sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penyusunan laporan ini, khususnya kepada kepala sekolah yang telah memberikan
kesempatan dan mendukung dilaksanakannya Penelitian.
Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan. Semoga Proposal Penelitian ini dapat bemanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan.
Purwokerto, Mei
2012
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
JUDUL…………………………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN…………………..………………………………
KATA
PENGANTAR………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
|
i
ii
iii
iv
|
|
BAB I
|
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah………………………………….
B.
Rumusan Masalah………………………………………..
C.
Tujuan Penelitian…………………………………………
D.
Manfaat Penelitian……………………………………….
|
1
3
3
3
|
BAB II
|
KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori…………………………………………..
B.
Penelitian Yang Relevan ………………………………...
C.
Kerangka Berpikir……………………………………….
D.
Hipotesis Penelitian…………………………………........
|
5
11
12
12
|
BAB III
|
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Setting Penelitian………………………………………...
B.
Subyek Penelitian………………………………………..
C.
Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data……………………
D.
Analisis Data ……………………………………………
E.
Indikator Penelitian………………………………………
F.
Prosedur Penelitian ……………………………………...
G.
Jadwal Penelitian ..………………………………………
|
13
13
13
14
14
15
16
|
DAFTAR PUSTAKA
|
17
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan,
serta prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Istilah pembelajaran dewasa ini banyak digunakan untuk mengganti istilah
pengajaran karena titik berat peninjauan yang berbeda.
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu, IPA juga bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan di rumah, sekolah,
dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
IPA berhubungan dengan ide-ide atau
konsep-konsep yang bersifat ilmiah menyangkut alam sekitar, maka penyampaian
materi pelajaran IPA tersebut harus disesuaikan dengan intelektual peserta
didik. Pada hakekatnya setiap pembelajaran merupakan proses komunikasi antara
guru dan siswa. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses komunikasi yang
monoton dapat menimbulkan kejenuhan, sikap apriori peserta didik, atau bahkan
kebngungan, salah pengertian, dan miskonsepsi. Untuk menghindari atau
mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya hal tersebut maka diperlukan guru
dalam menkomunikasikan materi termasuk salah satunya dalam hal kemampuan
memilih atau memfariasikan metode pembelajaran. Ketepatan pemilihan metode
pembelajaran khususnya jika dikaitkan dengan ruang lingkup materi dan kemampuan
siswa sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa dan membantu
proses komunikasi karena dapat memperkecil kemungkinan siswa mengalami
kejenuhan akibat pola pembelajaran yang monoton.
Dalam proses pembelajaran
seringkali dijumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru
meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang disampaikan oleh guru. Dapat
ditarik kesimpulan dari hasil analisis nilai ulangan harian bahwa tingkat
penguasaan materi pada pembelajaran IPA tentang “Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis makanannya” di kelas IV SD Negeri Cisalak 03 nilainya masih
rendah. Pada studi awal, dari ulangan harian hasil yang dicapai hanya 7 siswa
dari 18 siswa yang tuntas belajar (menguasai materi 40%). Masalah tersebut jika
dibiarkan akan berdampak buruk pada proses dan hasil belajar siswa selanjutnya.
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa kelihatan kurang aktif dan kurang tertarik dalam menerima
pembelajaran. Hal ini terbukti dengan kurangnya antusiasme siswa dalam
mengikuti dan berpartisipasi aktif selama pembelajaran. Banyak siswa yang masih
bermain sendiri.
Adapun kondisi ideal yang
diharapkan adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tingkat
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai, memperbaiki proses dan memberikan
pengalaman nyata kepada siswa tentang konsep pembelajaran yang diterimanya
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik serta tercapainya
tujuan pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu meningkatnya keaktifan dan hasil
belajar siswa minimal 85% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran.
Untuk mencapai keterampilan IPA
yang optimal, peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan dalam pemebelajaran
melalui proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui metode Diskusi di kelas
IV SD Negeri Cisalak 03 Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran
2011/2012, pembelajaran IPA dengan materi “Menggolongkan hewan berdasarkan
jenis makanannya”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka
rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
a.
Bagaimana upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Cisalak 03 Kecamatan Cimanggu
Kabupaten Cilacap dalam pembelajaran IPA materi “Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis makanannya” melalui metode diskusi?
b.
Bagaimana
upaya meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Cisalak 03 Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap dalam pembelajaran IPA materi “Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis makanannya” melalui metode diskusi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan peneliti
yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu untuk menjadi masukan bagi guru dan
siswa guna meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar siswa.
2. Tujuan Khusus
Adapaun tujuan
khusus dari penelitian ini :
a.
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penggunaan metode diskusi pada
siswa kelas IV SD Negeri Cisalak 03 Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap dalam
pembelajaran IPA materi “Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya”.
b.
Untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui penggunaan metode diskusi pada
siswa dalam pembelajaran IPA materi “Menggolongkan hewan berdasarkan jenis
makanannya” kelas IV SD Negeri Cisalak 03 Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Sekolah
a.
Dapat meningkatkan kualitas
pendidikan para siswa
b. Memiliki kesempatan untuk berkembang lebih maju.
2. Guru
a.
Dapat memperbaiki serta
memaksimalkan kegiatan pembelajaran
b. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk
menggunakan metode diskusi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Siswa
a.
Siswa dapat meningkatkan
prestasi belajar pada pembelajaran IPA materi “Menggolongkan hewan berdasarkan
jenis makanannya”.
b. Siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran melalui pemilihan metode
diskusi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Pembelajaran IPA
Salah satu pelajaran yang diajarkan di dalam sekolah
adalah IPA. Pembelajaran IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun
secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi atau
eksperimen. Ada dua hal yang menonjol dari IPA, yaitu : pertama IPA sebagai
metodologi untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah atau sering disebut proses IPA.
Kedua IPA sebagai kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematis
atau sering disebut juga produk IPA. Aplikasi IPA merupakan penerapan metode
ilmiah dari konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA
adalah pendekatan keterampilan proses dengan metode : inkuiri, discovery,
diskusi, eksperimen, dan pemecahan masalah. Dalam Penelitian Tindakan Kelas
ini, peneliti menggunakan pendekatan diskusi.
2.
Prestasi Belajar
Poerwodarminto (1991:768) berpandangan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini
prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang
yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan
pikiran. Prestasi belajar siswa dapat dicapai oleh siswa jika melibatkan
seluruh potensi yang dimiliki setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.
Pencapaian hasil belajar siswa tersebut dapat diketahui dengan mengadakan
penilaian tes atau evaluasi dalam belajar. Penilaian yang dilakukan dapat untuk
mengetahui siswa yang telah berhasil mengikuti pelajaran dan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
3.
Keaktifan Belajar
Menurut teori Gagne dan Berlier (dalam Rudi Susila,
2007:11.5) berkenaan dengan prinsip aktifitas belajar mengemukakan bahwa
belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima
informasi / materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak
dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar
subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktifitas belajar. Upaya untuk
mengaktifkan siswa perlu selalu dilakukan guru mengingat setiap individu
memiliki potensi rasa ingin tahu.
4.
Pengertian Belajar
Belajar
adalah suatu proses untuk mengetahui sesuatu yang dilakukan dengan sadar dan
terus menerus, dengan kata lain belajar adalah mencari ilmu pengetahuan yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga pengertian belajar
sudah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan mengemukakan definisi menurut
sudut pandang masing-masing. Hal ini akan menambah wawasan pengetahuan kita
tentang belajar.
Menurut
Natawijaya, (Prastowo. 1997:45) “Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan indiVdu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman indiVdu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.”
Menurut
Daljono, (Indah. A. 1997:41) “belajar merupakan kegiatan dan usaha yang
mencapai perubahan tingkah laku”. Perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan
hasil belajar. Perubahan dalam diri indiVdu banyak sekali sifat maupun jenisnya
karena itu tidak setiap perubahan dalam diri indiVdu merupakan perubahan dalam
arti belajar.
5.
Prestasi Belajar
Winkel
(1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil
maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso
(1993:77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi
belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau
instrument yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi factor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi
belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang
dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Test prestasi belajar berupa tes yang
disusun secara terencana untuk mengungkapkan performasi maksimal subyek dalam
menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan
pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Prestasi
belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Bentuk
konkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang
dimasukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa
dilakukan evaluasi.
Prestasi
belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang melibatkan
interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya. Dari
pengertian ini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
siswa setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka, huruf
ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu dalam
belajar.
Dalam
proses belajar mengajar, siswa mengalami suatu perubahan dalam bidang
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan ini dapat
dilihat dari prestasi belajar siswa yang dihasilkan oleh siswa dari kegiatan
mengerjakan soal ulangan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kata
prestasi belajar mengandung dua kata yakni
“prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti berbeda. Oleh karena itu
sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan ada baiknya kedua kata itu
dijelaskan artinya satu persatu. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994:21),
menyatakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan
kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
6.
Hasil Belajar
Hasil
belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini adalah berupa
angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport. Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai atau dilakukan. Selanjutnya Winkel (2004:162) mengatakan :
“Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai.” Belajar adalah suaatu
proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill,
kebiasaan atau sikan yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Secara singkat
belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari
pengalaman.
Menurut
Syaiful Bahri Djamarah (1999:43), “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara indiVdu maupun secara kelompok”.
Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang
tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu
hasil yang telah dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan
ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan
seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat dari prestasi
belajar seseorang tersebut.
Untuk
memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik dan
pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman
sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman atau cara yang satu cocok digunakan oleh
seorang siswa, tetapi belum tentu cocok untuk siswa yang lain. Hal ini disebabkan
karena mempunyai perbedaan indiVdu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan
dalam menerima materi pelajaran. Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk
yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajar. Tetapi factor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para
siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus
mempunyai kebiasaan belajar yang baik.
7.
Motivasi Belajar
Motivasi,
diartikan sebagai usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu
bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya
atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya (Dep. P dan K, 2003:756) dari
pengertian tersebut mengandung arti bahwa seorang memiliki motivasi apabila dalam
diri seseorang ada kemauan untuk melakukan tindakan. Motivasi adalah dorongan
yang tBapakl pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi. Secara umum
telah diketahui bahwa perilaku manusia senantiasa dilatarbelakangi oleh
motif-motif tertentu. Diantara sekian motif
yang mewarnai kehidupan manusia, salah satu yang berperan besar adalah
motivasi berprestasi.
Dengan
dipahaminya motif atau motivasi pada diri seseorang, bila dikaitkan dengan
prestasi akan mempunyai pengertain tersendiri dan lebih khusus menggambarkan
kespesifikan tentang dorongan atau kebutuhan akan gambaran berprestasi yang
bervariasi pada diri seseorang.
Konsep
motivasi berprestasi pertama kali menggunakan istilah “N Ach” atau Need for
Achiement dan dipopulerkan oleh Mc Clelland (Haditono, 1989:8). Konsep ini
bertolak dari suatu asumsi bahwa “N Ach”
merupakan semacam kekuatan psikologis yang mendorong setiap indiVdu sehingga
membuat aktif dan dinamis untuk mengejar kemajuan.
Menurut
Lingren (Hariyadi, 1998:87), menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah
dorongan yang berhubungan dengan prestasi, yaitu menguasai, memanipulasi,
mengatur lingkungan maupun fisik untuk mengatasi rintangan-rintangan dan
memelihara kualitas belajar yanag tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk
melebihi perbuatan-perbuatan yang lampau dan mengungguli perbuatan orang lain.
Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong
indiVdu untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukurang keunggulan (standart of exellend) (Hadinoto,
1989:16). Ukuran yang dimaksud dapat prestasinya sendiri sebelumnya atau
prestasi orang lain.
8.
Metode Diskusi
Slavin (dalam Sabel, 2003:70) berpendapat bahwa, gaya
penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh
terhadap perhatian siswa. Berkenaan dengan itu, materi pembelajaran hendaknya
disajikan dengan model pembelajaran yang sesuai sehingga siswa aktif dalam
proses pembelajaran. Diskusi merupakan jembatan bagi siswa untuk berpikir
abstrak. Diskusi adalah salah satu metode dalam pembelajaran IPA dimana anak
dapat melihat sendiri, mendengar, merasakan, dan sebagainya (Budi Nuryanta dkk,
1997:45). Diskusi fungsinya agar anak tidak verbalisme.
Menurut Robert J. Havighurt anak SD memiliki 4
karakteristik : senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok,
dan senang melaksanakan atau memperagakan sesuatu secara langsung.
Sedangkan menurut Cofusius siswa memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda seperti “saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka
saya ingat, saya melakukan maka saya memahami”.
Sedangkan menurut Vermon A. Magnesen siswa belajar 10%
dari apa yang mereka baca, 20% dari apa yang mereka dengar, 30% dari apa yang
mereka lihat, 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar, 70% dari apa yang
mereka katakana, 90% dari apa yang mereka katakana dan lakukan.
Dari beberapa pendapat di atas mengisyaratkan peneliti
untuk menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara aktif dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Istanti, 2008 yang melakukan
penelitian tindakan kelas pembelajaran IPA berbasis Diskovery-Eksperimen, ternyata
menunjukkan semangat siswa untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari
secara aktif dan mandiri. Semangat tersebut terjadi karena siswa dihadapkan
pada model pembelajaran yang mereka anggap baru, yang menuntut mereka untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa membutuhkan prasarat
pengetahuan seperti yang akan dihadapi
sekarang
C. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
|
Guru belum
menggunakan metode Diskusi
|
Prestasi Belajar
siswa masih rendah
|
Tindakan
(Action)
|
Guru menggunakan
Metode Diskusi
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
Terjadinya peningkatan Prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPA materi Penggolongan hewan
|
Kondisi Akhir
|
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang
diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
1.
Penggunaan
metode diskusi pada materi “Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya”
secara langsung lebih sesuai dengan karaktristik dan perkembangan kognitif
siswa kelas IV SD Negeri Cisalak 03 Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
sehingga diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
2.
Peningkatan
keaktifan siswa dalam penggunaan metode diskusi pada materi “Menggolongkan
hewan berdasarkan jenis makanannya” diharapkan dapat berdampak positif terhadap
proses pembelajaran sehingga dapat memicu peningkatan belajar siswa kelas IV SD
Negeri Cisalak 03 Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting
Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Cisalak 03
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini
dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam
mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai
dengan profesi penulis.
2. Waktu Penelitian
Dengan
beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 4 minggu pada
bulan Januari 2012, waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil
penelitian tersebut diambil pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Subjek
penelitian
Subyek
pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa kelas IV SD Negeri Cisalak 03 UPT Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2011/2012. Umur
anak-anak kelas IV rata-rata 10 tahun, dimana karakteristik anak usia 10 tahun
masih senang bermain, bekerja dengan berkelompok serta melakukan kegiatan yang
berbau tantangan. Hal ini merupakan modal yang cukup baik untuk melaksanakan
pembelajaran yang bermutu, karena siswa-siswa di SD tempat penulis melakukan
penelitian tergolong penurut dan mudah untuk diarahkan.
C. Teknis
dan Alat Pengumpulan Data
1.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV SD Negeri Cisalak 03 dan teman sejawat.
2.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data
kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas:
a.
Proses belajar mengajar
b.
Data hasil belajar / tes formatif
c.
Data keterkaitana antara perencanaan dengan pelaksanaan
kegiatan
3.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a.
Data proses belajar mengajar diambil saat pelaksanaan
perbaikan tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi.
b.
Data hasil belajar diambil dengan mengadakan tes
formatif.
c.
Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan diambil dari RPPP dan lembar observasi.
d.
Dari hasil pengambilan data baik data proses belajar
mengajar, tes formatif dan data keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari
alternatif pemecahan pada perbaikan pembelajaran berikutnya.
D.
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan beberapa
tekhnik untuk memperoleh mutu yang memuaskan, analisis data yang dilaksanakan
diantaranya :
1)
Analisis motivasi siswa
2)
Analisis biodata dan latarbelakang siswa
3)
Analisis kemampuan siswa
4)
Analisis guru mengajar oleh teman sejawat
E. Indikator Penelitian
Penelitian difokuskan pada hal
berikut ini :
1.
Meningkatkan
Prestasi belajar siswa dalam mata Pelajaran IPA sehingga mampu memperoleh nilai
maksimal dengan rata-rata minimal 7,00
2.
Memotivasi
siswa agar memiliki kemauan belajar dengan mencapai angka keaktifan minimal 75%
siswa termotivasi.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur
penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
a. Perencanaan
1)
Membuat perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada tiap pertemuan,
2)
Menyiapkan alat bantu
pengajaran yang diperlukan,
3)
Membuat lembar observasi untuk
mengemati kondisi pembelajaran ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung,
4)
Membuat soal tes untuk melihat
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sederhana,
5)
Mendiskusikan rencana tindakan
yang akan dilakukan dengan teman sejawat.
b. Tindakan
( Action )/ Kegiatan, mencakup
1)
Siklus I, meliputi : Kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
2)
Siklus II ( sama dengan I )
3)
Siklus III ( sama dengan I dan II )
3. Refleksi, hasil
yang dicapai pada tahap observasi dan evaluasi, selanjutnya dikumpulkan dan
dianalisis. Refleksi yang dimaksudkan adalah mengoreksi atau mengkaji ulang
hal-hal yang sudah dicapai dan yang belum dicapai, apa kendalanya dan bagaimana
cara mengatasinya serta apa yang perlu dilaksanakan pada siklus berikutnya
sesuai dengan yang diharapkan.
Perencanaan
|
Mengamati
|
Refleksi
|
Pelaksanaan
|
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
G. Jadwal
Penelitian
Siklus I
|
BULAN APRIL 2012
|
||||
Mg 1
|
Mg 2
|
Mg 3
|
Mg 4
|
||
Perencanaan
|
|||||
Pelaksanaan
|
|||||
Pengamatan dan
Observasi data
|
|||||
Refleksi
|
Mg = minggu
Siklus II
|
BULAN APRIL 2012
|
||||
Mg 1
|
Mg 2
|
Mg 3
|
Mg 4
|
||
Perencanaan
|
|||||
Pelaksanaan
|
|||||
Pengamatan dan
Observasi data
|
|||||
Refleksi
|
DAFTAR PUSTAKA
Ristaka, R dan Prayitno (2006) Panduan Penelitian
Tindakan Kelas, Purwokerto, UPBJJ Purwokerto
Kemis & MC. Taggart (1994) The Action
Research Planer. Gelong : Deaken, Universiti Pres
Depdiknas (2003). Kegiatan Belajar Mengajar Yang
Efektif. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.
Ari Kunto, S.
Sukardjono, P. Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.
Bumi Aksara
0 comments:
Post a Comment